Masalah Alokasi Dan Masalah Muatan
1. Masalah Muatan (Cargo – Leading)
· Pengertian
1) Penentuan banyaknya barangyang disediakan untuk tempat (pembeli dsb) 2) Penentuan banyaknya uang (biaya) yang disediakan untuk suatu keperluan contoh: pemerintah memberi dana keseuatu desa untuk membangun fasilitas desa
· Contoh
Metode Alokasi Biaya Overhead Pabrik (BOP)
Pembebanan Biaya Overhead Pabrik Clean Cost Concepts adalah cara mengalokasikan BOP, dimana BOP bagian Jasa secara langsung dialokasikan ke bagian produksi sesuai proporsi pemakaian jasanya.
1. Metode alokasi langsung (direct alocation method)
Dalam metode ini, BOP departemen jasa dialokasikan ke tiap-tiap departemen produksi yang menikmatinya. Metode alokasi langsung digunakan apabila jasa yang dihasilkan oleh departemen jasa hanya dinikmati/dimanfaatkan oleh departemen produksi, dan tidak ada departemen jasa lain yang memakai jasa tersebut (Departemen Jasa tidak memakai jasanya).
Contoh kasus: Metode Alokasi langsung
CV HAM mengolah produknya melalui dua departemen produksi yakni departemen proses 1 dan proses 2, dan ditunjang oleh dua departemen jasa yaitu departemen jasa listrik (X) dan departemen jasa pemeliharaan mesin (Y). Seluruh tenaga listrik dan pemeliharaan mesin sepenuhnya digunakan oleh departemen produksi dengan proporsi:
Perkiraan besarnya BOP untuk masing-masing departemen adalah
Tentukan BOP Dianggarkan setelah alokasi dengan menggunakan metode alokasi langsung!
Jawab
Menghitung BOP dianggarkan
Alokasi BOP dari masing-masing departemen adalah:
1. Jasa X
BOP departemen jasa X sebanyak Rp 30.000.000 seluruhnya dialokasikan ke masing-masing departemen produksi dengan proporsi masing-masing
Departemen Proses 1 = 30% x Rp 30.000.000 = Rp 9.000.000,-
Departemen Proses 2 = 35% x Rp 30.000.000 = Rp 10.500.000,-
Departemen Proses 3 = 35% x Rp 30.000.000 = Rp 10.500.000,-
Total = Rp 30.000.000,-
2. Jasa Y
BOP departemen jasa Y sebanyak Rp 60.000.000 seluruhnya dialokasikan ke masing-masing departemen produksi dengan proporsi masing-masing:
Departemen 1 = 25% x Rp 60.000.000 = Rp 15.000.000,-
Departemen 2 = 40% x Rp 60.000.000 = Rp 24.000.000,-
Departemen 3 = 35% x Rp 60.000.000 = Rp 21.000.000,-
Total = Rp 60.000.000,-
2. Masalah Muatan (Cargo – Leading)
· Pengertian Dan Contoh
Muatan kapal (cargo) merupakan objek dari pengangkutan dalam sistem transportasi laut, dengan mengangkut muatan sebuah perusahaan pelayaran niaga dapat memperoleh pendapatan dalam bentuk uang tambang (freight) yang sangat menentukan dalam kelangsungan hidup perusahaan dan membiayai kegiatan dipelabuhan.
Pengertian Muatan Kapal menurut Sudjatmiko (1995:64) adalah :
” Muatan kapal adalah; segala macam barang dan barang dagangan (goods and merchandise) yang diserahkan kepada pengangkut untuk diangkut dengan kapal, guna diserahkan kepada orang/barang dipelabuhan atau pelabuhan tujuan”.
Pengertian Muatan Kapal menurut PT Pelindo II (1998:9) adalah :
”Muatan kapal dapat disebut, sebagai seluruh jenis barang yang dapat dimuat ke kapal dan diangkut ke tempat lain baik berupa bahan baku atau hasil produksi dari suatu proses pengolahan”.
Menurut Arwinas (2001:9) muatan kapal laut dikelompokkan atau dibedakan menurut beberapa pengelompokan sesuai dengan jenis pengapalan, jenis kemasan, dan sifat muatan
Pengelompokan muatan berdasarkan jenis pengapalan adalah :
Muatan Sejenis (Homogenous Cargo)
Adalah semua muatan yang dikapalkan secara bersamaan dalam suatu kompartemen atau palka dan tidak dicampur dengan muatan lain tanpa adanya penyekat muatan dan dimuat secara curah maupun dengan kemasan tertentu.
Muatan campuran (Heterogenous Cargo)
Muatan ini terdiri dari berbagai jenis dan sebagian besar menggunakan kemasan atau dalam bentuk satuan unit (bag, pallet, drum) disebut juga dengan muatan general cargo.
Pengelompokan muatan berdasarkan jenis kemasannya
Muatan unitized
Yaitu muatan dalam unit-unit dan terdiri dari beberapa jenis muatan dan digabung dengan menggunakan pallet, bag, karton, karung atau pembungkus lainnya sehingga dapat disusun dengan menggunakan pengikat.
Muatan curah (bulk cargo)
Muatan curah (bulk cargo) adalah muatan yang diangkut melalui laut dalam jumlah besar.
Pengertian Muatan Curah menurut Sudjatmiko (67) adalah :
“Muatan Curah (bulk cargo) adalah muatan yang terdiri dari suatu muatan yang tidak dikemas yang dikapalkan sekaligus dalam jumlah besar”.
Dari kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa muatan Bulk cargo ini tidak menggunakan pembungkus dan dimuat kedalam ruangan palka kapal tanpa menggunakan kemasan dan pada umumnya dimuat dalam jumlah banyak dan homogen. Muatan curah dibagi menjadi:
Muatan Curah Kering
Merupakan muatan curah padat dalam bentuk biji-bijian, serbuk, bubuk, butiran dan sebagainya yang dalam pembuatan/pembongkaran dilakukan dengan mencurahkan muatan ke dalam palka dengan menggunakan alat-alat khusus. Contoh muatan curah kering antara lain biji gandum, kedelai, jagung, pasir, semen, klinker, soda dan sebagainya.
Muatan Curah Cair (liquid bulk cargo)
Yaitu muatan curah yang berbentuk cairan yang diangkut dengan menggunakan kapal-kapal khusus yang disebut kapal tanker. Contoh muatan curah cair ini adalah bahan bakar, crude palm oil (CPO), produk kimia cair dan sebagainya.
Muatan curah gas
Yaitu muatan curah dalam bentuk gas yang dimampatkan, contohnya gas alam (LPG).
Muatan Peti Kemas
Yaitu muatan berupa wadah yang dari baja, besi, aluminium yang digunakan untuk menyimpan atau menghimpun barang.
Pengelompokan muatan berdasarkan sifat muatan :
Muatan Sensitif.
Muatan Menggangu.
Muatan Berbahaya.
Muatan Berharga.
Muatan Rahasia.
Muatan Dingin.
Muatan Hewan/ Ternak.
Suatu pelayanan angkutan muatan dapat dikatakan baik, jika :
a. Barang yang diangkut tiba tepat pada waktunya,
b. Muatan yang diangkut tidak rusak atau hilang,
c. Tarif uang tambang (freight) sesuai dengan pasar sehingga harga jual barang masih menghasilkan keuntungan.
d. Terjalin hubungan yang baik dengan para pengangkut,
e. Klaim kerusakan atau kehilangan cepat dibayar.
Agar kapal-kapal dapat beroperasi seefisien mungkin, dalam merencanakan pengangkutan muatan, perusahaan pelayaran harus terlebih dahulu melihat :
a. Jenis muatan yang akan diangkut,
b. Jumlah pelabuhan yang akan disinggahi dan fasiitas untuk menerima atau membongkar muatan.
c. Jenis kapal, bentuk ruang muatan, serta rintangan yang mungkin akan ditemui.
d. Opsi muatan yang mungkin didapat.
e. Jadwal pelayaran kapal-kapalnya agar tidak berlayar bersamaan.
Untuk mencapai hasil tersebut, perusahaan pelayaran harus memperhatikan kendala dalam hal :
a. kerusakan kapal
b. keselamatan ABK dan orang lain
c. kerusakan muatan.
d. Penggunaan ruang muat kapal secara maksimum
e. Sistematika dan kecepatan bongkar muat
Sumber :
Sumber :
http://www.maritimeworld.web.id/2011/04/pengertian-muatan.html
https://sites.google.com/site/penganggaranperusahaan/anggaran-biaya-overhead-pabrik-bop/metode-alokasi-biaya-overhead-pabrik-bop
https://intheworldperfectfull.blogspot.co.id/2014/08/arti-kata-pengertian-alokasi.html