Minggu, 26 Maret 2017

Metode Simpleks dan Pengaplikasikan Dalam Kehidupan Sehari-Hari


PENERAPAN PROGRAM LINEAR DALAM MENGOPTIMALKAN LABA MAKSIMUM USAHA CAKUE LING-LING DENGAN BIAYA MINIMUM




LANDASAN TEORI

A.    Pengertian Program Linear
         Program linier ditemukan dan diperkenalkan oleh George Dantzig yang berupa metode mencari solusi masalah program linier dengan banyak variable keputusan. Program linier adalah perencanaan kegiatan-kegiatan dengan menggunakan suatu model umum yang dapat digunakan dalam pemecahan masalah pengalokasian sumberdaya-sumberdaya yang terbatas secara optimal. Sistem pertidaksamaan linear dua variabel berupa beberapa pertidaksamaan linear yang terdiri dari 2 variabel, biasanya x atau y (walaupun jenis variabel lainnya tetap memungkinkan). Pertidaksamaan linear dua variabel memiliki bentuk umum seperti berikut:
ax + by < c, ax + by > c, ax + by ≤ c, atau ax + by ≥ c
          Sebelum menggambar daerah penyelesaian sistem pertidaksamaan linear dua variabel, sebaiknya kita tahu terlebih dahulu mengenai himpunan penyelesaian.Himpunan penyelesaian merupakan himpunan pengganti nilai variabel sedemikian sehingga menyebabkan sistem pertidaksamaan menjadi pernyataan yang benar. Daerah penyelesaian yang akan kita gambar merupakan daerah dari himpunan penyelesaian tersebut. Daerah ini berisi himpunan pasangan berurutan (xy) yang menjadi anggota dari himpunan penyelesaian.
B.     Permasalahan Program Linear
        Permasalahan Program Linear adalah suatu permasalahan untuk menentukan besarnya masing-masing nilai variable yang mengoptimumkan nilai fungsi objektif dengan memperhatikan pembatasan-pembatasan yang ada, yaitu yang diinyatakan dalam bentuk persamaan-persamaan atau pertidaksamaan-pertidaksamaan linear.
         Suatu permasalahan dapat dikatakan permasalahan program linear, jika memenuhi ketentuan0ketentuan berikut.
1.      Tujuan (objektif) permasalahan yang akan dicapai harus dapat dinyatakan dalam bentuk fungsi linear ax + by = z. Fungsi linear inin dikenal dengan fungsi tujuan (fungsi objektif).
2.      Harus memiliki alternatif pemecahan yang membuat nilai fungsi  tujuan menjadi optimum, misalnya : keuntungan yang maksimum, pengeluaran biaya yang minimum, dan sebagainya.
3.   
Sumber-sumber yang tersedia dalam jumlah yang terbatas, seperti modal terbatas, bahan mentah terbatas, dan sebagainya. Pembatasan-pembatasan dari sumber yang tersedia harus dinyatakan dalam bentuk pertidaksamaan linear. 
Permasalahan program linear secara umum dapat dirumuskan sebagai berikut. 
1.      Permasalahan Program Linear Maksimasi
Fungsi objektif maksimum : z = ax + by
Pembatsan (syarat-syarat) : c1x + d1 e1, i = 1, 2, … n, x  ≥ 0 ,  y  ≥ 0.
Dicari : x dan y.
Keterangan :
·         Ada dua macam barang yang akan diproduksi, dengan banyaknya masing-masing adalah x dan y.
·         a dan b masing-masing menyatakan harga per satuan barang x dan y.
·         cdan d1 adalah banyaknya bahan mentah ke-I yang digunakan untuk memproduksi barang x dan y.
·         eadalah jumlah bahan mentah ke-i.
2.      Permasalahan Program Linear Minimasi
Fungsi objektif mainimum : z = ax + by
Pembatsan (syarat-syarat) : c1x + d1 e1, i = 1, 2, … n, x  ≥ 0 ,  y  ≥ 0.
Dicari : x dan y.
Keterangan :
·         Ada dua macam barang yang akan diproduksi, dengan banyaknya masing-masing adalah x dan y.
·         a dan b masing-masing menyatakan besarnya ongkos per satuan barang x dan y.
·         cdan d1 adalah banyaknya orang ke-I yang dipekerjakan untuk memproduksi barang x dan y.
·         eadalah jumlah bbiaya ke-I yang dikeluarkan.

C.    Menentukan Nilai Optimum Fungsi Objektif
1.      Metode Uji Titik Pojok
       Titik pojok merupakan sebuah titik pada atau di dalam daerah penyelesaian yang merupakan perpotongan dua garis pembatas. Titik pojok ini sering disebut dengan titik ekstrim. Titik-titik ekstrim inilah yang paling menentukan nilai optimum fungsi tujuan dalam masalah program linear. Langkah-langkah dalam menentukan nilai optimum fungsi objektif menggunakan metode uji titik pojok yaitu :
a.       Tentukan kendala-kendala dari permasalahan program linear yang dimaksud.
b.      Gambarlah daerah penyelesaian dari kendala-kendala dalam masalah program linear tersebut.
c.       Tentukan titik-titik pojok dari daerah penyelesaian itu.
d.    Substitusikan koordinat setiap titik pojok itu ke dalam fungsi objektif.

e.       Bandingkan nilai-nilai fungsi objektif tersebut. Nilai terbesar berarti menunjukkan nilai maksimum dari fungsi f(xy), sedangkan nilai terkecil berarti menunjukkan nilai minimum dari fungsi f(xy).
2.      Metode Garis Selidik
            Garis selidik ax + by = k merupakan suatu garis yang berfungsi untuk menyelidiki dan menentukan sampai sejauh mana fuungsi objektif z maksimum atau minimum. Langkah-langkah untuk menentukan nilai optimum fungsi objektif menggunakan garis selidik yaitu :
a.       Tentukan model pertidaksamaan dari informasi soal dan gambarkan daerah penyelesaian dari sistem pertidaksamaan tersebut pada bidang koordinat.
b.      Tentukan garis selidik ax + by = k apabila fungsi objektifnya f(xy) = ax + bya,b, dan k bilangan real. Aturan penggunaan garis selidik yaitu :
1)   Gambar garis ax + by = ab yang memotong sumbu x di titik (b, 0) dan memotong sumbu y di titik (0, a).
2)   Tarik garis-garis sejajar dengan ax + by = ab hingga nilai z maksimum atau minimum.
c.       Untuk menentukan nilai maksimum, jika garis ax + by = ksejajar dengan garis ax + by = ab dan berada di paling atas atau berada di paling kanan pada daerah himpunan penyelesaian, maka z = k1 merupakan nilai maksimumnya.
d.      Untuk menentukan nilai minimum, jika garis ax + by = k2 sejajar dengan garisax + by = ab dan berada di paling bawah atau berada di paling kiri pada daerah himpunan penyelesaian, maka z = k2 merupakan nilai minimumnya.


BAB III
METODE ANALISIS

Langkah-langkah yang digunakan dalam menganalisis data yang kami peroleh yaitu :
A.    Teknik Pengumpulan Data
         Pada prinsipnya data yang dibutuhkan dan dianalisis dalam penelitian ini bersumber dari data sekunder. Untuk itu dibutuhkan beberapa metode pengumpulan data yang digunakan terdiri dari kepustakaan, observasi dan interview.
         Observasi dan interview dilakukan langsung ke tempat penjualan Cakue Ling-Ling pada hari Jum’at, 10 Oktober 2014 di sebelah barat SMA N 1 Kebumen atau di Jalan Veteran. Adapun studi kepustakaan dilakukan dengan bantuan internet dan perpustakaan SMA N 1 Kebumen.
B.      Teknik Pengambilan Sampel
         Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah probability sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Permasalahan yang dihadapi adalah bagaimana mengambil keputusan dengan memanfaatkan data yang tersedia untuk menyelesaikan masalah dengan tujuan yang dibatasi oleh keterbatasan tertentu. Permasalahan ini dapat diatasi dengan memanfaatkan program linear atau MetodeLinear Programming. Metode Linear Programming terdapat 2 jenis, yaitu: metode grafik dan metode simpleks. Pada penelitian ini akan digunakan metode grafik.
C.     Rancangan Pemecahan Masalah
Langkah-langkah awal yang harus ditentukan dalam penyelesaian masalah dengan metode program linear adalah dengan menentukan 3 faktor utama, yaitu:
1.      Variabel keputusan ,
Produk apa saja yang akan diproduksi dan berapa jumlah unit yang akan diproduksi
dalam suatu periode tertentu.
2.      Fungsi tujuan
max = ax + by
3.      Langkah-langkah yang ditempuh dalam menyelesaikan penelitian adalah sebagai berikut :
1.    Mengumpulkan data sekunder yang dikumpulkan meliputi data jumlah produksi, harga jual, harga produksi, jenis sumber daya, jumlah ketersediaan sumber daya dan jumlah penggunaannya secara aktual.  
2.      Melakukan studi kepustakaan untuk mencari teori-teori sebagai dasar pemecahan masalah program linear terkait.
3.      Memodelkan setiap data yang diperoleh dari penelitian dan permasalahannya ke program linier
4.      Fungsi tujuan yang akan dicapai adalah maksimasi laba. Model perumusan program linier secara matematis dari fungsi tujuan.
5.      Menentukan titik potong dari setiap persamaan garis, kemudaian menggambarkannya dalam koordinat cartesius untuk mendapatkan daerah himpunan penyelesaian.
6.      Menentukan titik pojok daerah himpunan penyelesaian.
7.      Mensubstitusikan titik-titik pojok daerah himpunan penyelesaian ke dalam fungsi objektif (tujuan) untuk menentuan laba maksimum.
8.      Menyelesaikan masalah optimasi jumlah produksi dengan mengerjakan data yang telah dimodelkan ke dalam bentuk program linear.
9.      Menentukan bagaimana caranya agar usaha tersebut dapat berkembang lebih maju.
10.  Penyusunan laporan dari penelitian yang dilakukan beserta dengan hasil perhitungan yang diperoleh.
     




BAB IV
PEMBAHASAN

A.    Deskripsi Usaha
         Cakue Ling-Ling merupakan salah satu bentuk usaha dari sekian banyak bisnis kuliner yang merambah di sekitar pusat jajanan kuliner di wilayah Kebumen. Lebih tepatnya, usaha ini berlokasikan di Jalan Veteran sekitar alun-alun Kebumen atau di sebalah barat SMA N 1 Kebumen. Seperti yang telah kita ketahui, bisnis kuliner merupakan bisnis yang terus berkembang dan tak ada matinya dikarenakan kuliner atau makanan ini merupakan kebutuhan pokok dan mendasar yang pemenuhannya akan terus dibutuhkan. Beragamnya jenis bisnis kuliner ini akan terus dikembangkan mengikuti perkembangan selera masyarakat. Banyak ragam bisnis kuliner yang telah dikembangkan, baik kuliner nusantara (tradisional), kuliner modern, ataupun inovasi dari keduanya. Cakue Ling-Ling ini lebih dikhususkan untuk memenuhi selera masyarakat akan ragam kuliner tradisional, yaitu kuliner khas masyarakat Palembang yang banyak digemari dan tidak asing lagi di lidah mayarakat Indonesia. Akan tetapi, bisnis Cakue Ling-Ling ini masih termasuk bisnis berskala kecil. Dua produk unggulan yang ditawarkannya yaitu Cakue dan Kue Bantal. Bisnis ini dikelola sendiri oleh pemilik modal yang juga berperan sebagai pelaku bisnis yaitu Bu Nur Kholisah (51). Setiap harinya, bisnis Cakue Ling-Ling ini mulai dijalankan dari pukul 14.00 sampai pukul 18.00.
         Perputaran modal dan keuntungannya dihitung per hari. Dalam sehari, kira-kira modal yang dibutuhkan yaitu sekitar Rp 50.000,- dengan perincian untuk cakue sebesar Rp 30.000,- dan untuk kue bantal Rp 20.000-. Rata-rata dalam sehari banyaknya Cakue yang dapat terjual yaitu sebanyak 40 buah sedangkan  untuk Kue Bantal yaitu sebanyak 45 buah . Maksimalnya dalam sehari yaitu kedua produk itu dapat terjual sekitar 100 buah. Dari hasil penjualan itu untung yang diperoleh per harinya untuk Cakue dan KueBantal berjumlah sama, yaitu masing-masingnya sebesar Rp 20.000,-  . Jadi, secara keseluruhan untung yang diperoleh yaitu sebesar Rp 40.000,- atau sebesar 80% dari modal awal.





                 Gambar 1. Kue Bantal                                    Gambar 2. Cakue

  
B.  Analisis Usaha  
         Dari data yang telah kami peroleh (perinciannya terlampirkan) ,  analisis biaya usaha Cakue Ling-Ling terangkum dalam tabel berikut.

Tabel 1. Analisis Biaya Usaha Cakue Ling-Ling
Cakue
Kue Bantal
Modal yang diperlukan
Rp 30.000 ,-
Rp 20.000 ,-
Keuntungan yang diperoleh
Rp 20.000 ,-
Rp 20.000 ,-
Jumlah Terigu yang diperlukan
2 kg
1 kg
Jumlah Terigu yang diperlukan (per satu buah produk)
50 gram
20 gram
Minyak Goreng yang dibutuhkan
0,5 kg
0,5 kg

Dari tabel tersebut kita dapat menganalisis bagaimana caranya untuk dapat memperoleh keuntungan maksimum (sebagai fungsi objektif) melalui cara penyelesaian menggunakan program linear. Dalam analisis ini, penulis ingin membuat analisis bagaimana untuk mendapatkan perolehan keuntungan maksimum dengan modal yang dikembangkan. Dapat diasumsikan jika per harinya pemilik usaha dapat memperoleh keuntungan Rp 40.000,- per hari dari modal, maka setiap harinya pemilik modal dapat menyisihkan Rp 10.000,- dari keuntungan untuk menambah modal dengan tujuan memperbesar usaha. Jika demikian, dalam 5 hari saja pemilik usaha dapat menambah modalnya menjadi dua kali lipatnya.
         Jika demikian, maka kira-kira jumlah cakue dan kue bantal yang dapat dibuat maksimal sekali berkisar antara 200 buah ( Jika biasanya maksimal sekali 100 buah produknya yang dapat terjual, maka dengan modal yang dilipatgandakan 2 kali lipat, maka otomatis jumlah maksimal yang dapat dibuat yaitu sekitar 200 buah).
         Selain itu, diperkirakan jumlah terigu maksimal yang dapat diperlukan jika modal dilipatgandakan menjadi dua yaitu sekitar 7 kg. Dengan demikian diperoleh model matematika  sebagai berikut :
Dimisalkan, x = Cakue dan y = Kue Bantal
Maka,           x + y ≤ 200
                    50 x + 20 y ≤ 7000                           --»        5x + 2y ≤ 700
                    x ≥ 0
                    y ≥ 0
Fungsi tujuan (untuk pencapaian modal maksimum) adalah 20.000x + 20.000y
C.    Optimalisasi Usaha
        Dalam menentukan optimalisasi keuntungan pada usaha Cakue Ling-Ling, penulis menganalisi dengan menggunakan program linear menggunakan metode uji titik pojok. Dari model matematika yang telah diketahui di atas,penentuan titik potong masing-masing garis pembatas dengan sumbu koordinat, seperti terlihat pada tabel di bawah ini.
                                                                                         
x + y = 20
x
y
Tabel 2. Titik Potong Garis x + y = 20
Titik
0
20
(0, 20)
20
0
(20, 0)

5x + 2 y = 700
x
y
Tabel 3. Titik Potong Garis 5x + 2y =700
Titik
0
350
(0, 350)
140
0
(140, 0)

Diperoleh lukisan DHP sebagai berikut :

Grafik Daerah Himpunan Penyelsaian





Titik A (0, 200) 
Titik B --» 5x + 2y = 700     x 1    5x + 2y = 700
                    x + y = 200        x 2   2x + 2y = 400
                                                           3x     = 300
                                                            x      = 100
                                                      Maka y   = 100
Jadi titik B (100, 100)
Titik C (200, 0)

Kemudian menentukan nilai maksimum dengan metode uji titik pojok.

Tabel 4. Penentuan Fungsi Tujuan
Fungsi tujuan : z = 500x + 400 y
Jumlah Cakue (x)
Jumlah Kue Bantal (y)
Untung penjualan yang diperoleh
0
200
500 (0) + 400 (200) = 80. 000
100
100
500 (100) + 400 (100) = 90. 000
200
0
500 (200) + 400 (0) = 100. 000

         Berdasarkan penyelesaian menggunakan program linear tersebut untuk mendapatkan fungsi tujuan yaitu perolehan keuntungan maksimum dapat kita lihat pada tabel di atas. Tabel tersebut menujukkan bahwa keuntungan maksimum 100% dapat diperoleh jika pemilik usaha hanya menjual cakuenya yaitu sebanyak 200 buah sehari. Akan tetapi, pada realisasinya usaha Cakue Ling-Ling tersebut menawarkan dua jenis produknya. Apabila usaha Cakue Ling-Ling hanya menyediakan Cakue belum tentu akan terjual keseluruhannya, dikarenakan banyak konsumen yang menyukai Kue Bantal. Dengan demikian maka pilihan kedua lebih memunginkan untuk diterapkan. Pemilik modal dapat meningkatkan perolehan keuntungannya yang semula hanya 80% menjadi 90%.

D.     Pengembangan Usaha
         Usaha Cakue Ling-Ling ini masih tergolong usaha kecil. Akan tetapi, meskipun tarafnya masih termasuk usaha kecil, keuntungan yang diperolehnya tergolong tinggi yaitu sebesar 80%. Berdasarkan perkiraan yang telah penulis bahas sebelumnya, hanya dengan melipatgandakan modalnya yang relatif  sangat kecil untuk ukuran usaha saja keuntungan yang dapat diperoleh dapat meningkat. Dengan demikian prospek dari usaha Cakue Ling-Ling ini termasuk menjanjikan apabila dikembangkan seoptimal mungkin.
 Namun dalam realitas, menambah jumlah komoditi yang diproduksi terkadang belum tentu dapat menambah keuntungan, bahkan terkadang dapat membuat rugi dikarenakan peningkatan komoditi industri seringkali tidak disertai penambahan minat dan kebutuhan masyarakat. Untuk mengatasi hal-hal seperti ini, ada beberapa hal yang dapat menjadi solusi, yaitu dengan  melihat lokasi pasar yang tepat untuk usaha tersebut. Lokasi usaha Cakue Ling-Ling ini termasuk lokasi yang tidak terlalu strategis untuk berusaha kuliner. Hal ini dikarenakan lokasi jalan Veteran yang merupakan jalan yang tidak terlalu ramai dilalui dan jalan ini termasuk jalan besar yang arus lalu lintasnya lancar, jadi orang tidak akan begitu tertarik untuk menepi dan mencoba produk. Hal ini dapat diatasi dengan memindahkan usaha ke sekitar Jalan Mayjend Sutoyo yang merupakan pusat jajanan Kebumen. Di sini merupakan area ramai orang berkuliner di sekitar jalan. Apalagi sejauh ini hanya ada satu usaha yang juga tidak teralu besar yang juga menjual produk yang sama, yaitu Cakue. Akan tetapi, rasa dan penyajiannya jauh berbeda. Jadi, hal ini dapat dijadikan pertimbangan.    
Gambar 3. Lokasi Penjualan di Jalan Veteran

Begitupun untuk faktor-faktor operasional yang masih dipertahankan oleh pelaku usaha Cakue Ling-Ling, yaitu QCT (Quality, Cost, dan Cost). Kualitas yang diberikan oleh pelaku usaha tersebut sudah baik, seperti pelayanan yan ramah dan mutu produk usaha. Adapun waktu pembuatan Cakue Ling-Ling relatif cepat karena sudah ahli dalam pembuatan. Sedangkan biaya yang ditawarkan dalam setiap produk usaha Cakue Ling-Ling sudah sesuai dengan mutu yang dihasilkan.