BAB I
PENDAHULUAN
1.1 1.1 Latar
Belakang
Di Indonesia peranan investasi
infrastuktur transportasi sebagai suatu generator suatu pertumbuhan ekonomi
telah menjadi perhatian sejak lama, karena salah satu bentuk investasi
transportasi di antaranya adalah melalui pembangunan jalan tol. Pembangunan
jalan tol di Indonesia dimulai pada tahun 1975. Hal tersebut didorong dengan
keinginan Negara dalam memperlancar lalu lintas, meningkatkan pelayanan
distribusi barang dan jasa guna menunjang pertumbuhan ekonomi, meningkatkan
pemerataan hasil pembangunan dan keadilan, dan meringankan beban dana pemerintah melalui partispasi pengguna
jalan. Manfaat yang diharapkan dari pembangunan jalan tol itu sendiri adalah
meningkatkan aksesbilitas, pengaruh pada perkembangan wilayah dan peningkatan
ekonomi, adanya keuntungan berupa penghematan biaya operasi kendaraan dan
waktu, dan pengembalian investasi melalui pendapatan tol yang tergantung pada
kepastian tariff tol.
Sumatera adalah salah satu pulau di
Indonesia yang membutuhkan pembangunan infrastruktur. Pembangunan
infrastrukstur tersebut lebih ditekankan pada pembangunan jalan tol. Melalui
pembangunan tersebut, diharapkan akan membangkitkan ekonomi Sumatera terutama
dalam hal penyumbangan PDB nasional dan sebagai bagian untuk mendukung
terciptanya Asian Highway Network yang telah disepakati pada forum United
Nations di Sanghai, China.
1.2
Tujuan
Perubahan biaya relatif dari sarana transportasi baru terhadap sarana
transportasi lama. Peningkatan ketersediaan sarana transportas, Peningkatan
kualitas perjalanan, Peningkatan aktivitas ekonomi yang pada akhirnya
mempengaruhi perubahan pola dan struktur konsumsi masyarakat, Peningkatan
pendapatan perkapit masyarakat, dan sebagainya.
1.3
Rumusan
Masalah
1. Bagaimana
perkembangan pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera?
2. Apakah
pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera sebagai salah satu alasan untuk mendongkrak ekonomi?
BAB
II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Teori Pasca Ketergantungan
Teori Pasca
Ketergantungan merupakan reaksi dari Teori Ketergantungan. Teori ini bisa
disebut sebagai teori tentang pembangunan. Disamping itu ada pula Teori Liberal. Teori
Liberal pada dasarnya tidak banyak dipengaruhi oleh teori ketergantungan, teori
ini berjalan mengikuti asumsi-asumsi bahwa modal dan investasi adalah masalah
utama dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. Kritik terhadap teori liberal pada
umumnya berkisar pada ketajaman definisi dari teori ketergantungan.
Agar konsep ketergantungan dapat di pakai untuk
menyusun teori, maka ada dua kriteria yang harus dipenuhinya, yaitu:
·
Gejala ketergantungan ini harus hanya ada di negara-negara yang
ekonominya mengalami ketergantungan dan tidak di negara yang tidak
tergantung dengan negara lain.
·
Gejala ini mempengaruhi perkembangan dan pola pembangunan di
negara-negara yang tergantung.
Pandangan Lall dari penelitiannya terhadap aspek ekonomi
sosiopolitik gejala ketergantungan, bahwa ia melihat gejala ini juga terdapat
di negara-negara yang dianggap tidak tergantung. Misalnya tentang dominasi
modal asing.
BAB
III
PEMBAHASAN
3.1 Perkembangan
Pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera
Proyek infrastruktur prioritas pemerintah hingga 2019 mendatang salah
satunya adalah pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera. Badan Pengatur Jalan Tol
(BPJT) Kementerian PU dan Perumahan Rakyat menerbitkan data terbaru yang secara
rinci masing-masing ruas tol di Pulau Sumatera telah menunjukan perkembangan
yang cukup positif.
Pertama, ruas tol Medan-Binjai sepanjang 16,72 km. PT
Hutama Karya adalah perusahaan yang bertanggung jawab atas pembangunan ruas tol
ini. Proses pembebasan lahan telah mencapai 70% atau sekitar 11,7 km,
sedangkan perkembangan konstruksi mencapai 7,9%.
Kedua, ruas tol Pekan Baru-Kandis-Dumai sepanjang 131 km. Tanggung jawab dalam pembangunan ruas tol ini diserahkan ke PT Hutama Karya. Saat ini dalam persiapan konstruksi sembari menunggu kesiapan lahan yang saat ini telah terbebas 19,5%.
Ketiga, ruas tol Palembang-Indralaya sepanjang 22 km. PT Hutama Karya adalah perusahaan yang bertanggung jawab atas pembangunan ruas tol ini. Proses pembebasan lahan telah mencapai 49,09% atau sekitar 10,8 km. Sedangkan pembangunan konstruksi telah mencapai total 10,35%.
Keempat, ruas tol Bakauheni-Terbanggi Besar sepanjang 140 km. Tanggung jawab pembangunan ruas tol diserahkan ke Hutama Karya. Proses pembebasan lahan mencapai 18,02% atau sekitar 25,23 km. Kegiatan konstruksi yang dilakukan pada paket 1 telah mencapai 1,16%, paket 2 mencapai 3,53%, Paket 3 dan 4 dalam persiapan konstruksi sembari menunggu kesiapan lahan.
Kelima, ruas tol Kayu Agung-Palembang-Betung sepanjang 111 km akan diserahkan secara penuh ke pihak swasta. Saat ini prosesnya tengah dalam rangkaian lelang investasi untuk mencari investor paling kompeten.
Keenam, ruas Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi sepanjang 61,70 km. Tanggung jawab pembangunan ruas tol ini diserahkan ke PT Jasamarga Kualanamu Toll. Proses pembebasan lahan telah mencapai 85,98%. Kegiatan konstruksi jalan tol yang terdiri dari 6 seksi pekerjaan ini telah mencapai perkembangan 6,01%.
3.2 Jalan Tol Trans Sumatera sebagai Pendongkrak
Ekonomi
Salah satu cara untuk memajukan suatu
bangsa dapat dilakukannya pengelolaan kekayaan alam yang melimpah dan
dimanfaatkannya secara maksimal. Parlementer
kemajuan bangsa itu sendiri diukur dengan kemajuan suatu ekonomi bangsa. Karena
suatu bangsa dapat dianggap maju jika perekonomiannya baik. Perekonomian yang
baik dapat dilihat dari pendapatan perkapita yang besar dan pertumbuhan ekonomi
yang tinggi.
Kebutuhan
infrastruktur tidak terlepas dari peningkataan perekonomian.
Infrastruktur menjadi kebutuhan dasar penduduk suatu negara secara ekonomi dan
sosial. Seperti halnya, fasilitas transportasi, bangunan institusional dan
komesial.
Dalam hal ini, infrastruktur
transportasi menjadi hal utama dalam menopang kegiatan perekonomian negara,
karena itu infrastruktur transportasi menjadi sangat penting untuk Indonesia.
Infrastruktur tol sangat penting dimiliki oleh bangsa Indonesia. Jalan tol
berfungsi untuk memudahkan para pengguna kendaraan beroda empat dalam
perjalanan. Tetapi dalam kenyataannya, banyak sekali pengguna jalan di
Indonesia diresahkan karena kemacetan dan jalan berlubang yang menyebabkan
perjalanan menjadi semakin lama. Hal ini sangat merugikan bagi kendaraan yang
dikejar target waktu dalam perjalanan.
Dalam aplikasinya, jalan tol sangat
berpengaruh dalam perekonomian suatu negara. Akses menuju daerah akan lebih mudah dijangkau dan dengan
sendirinya investor juga akan datang. Dalam pembahasan ini, jalan tol sendiri
memiliki beragam manfaat, diantaranya:
1. Akses jalan menjadi mudah atau adanya keterjangkauan daerah. Jika suatu daerah sudah mudah diakses akan menarik para investor untuk berinvestasi disana.
1. Akses jalan menjadi mudah atau adanya keterjangkauan daerah. Jika suatu daerah sudah mudah diakses akan menarik para investor untuk berinvestasi disana.
2.
Jalan umum banyak sekali memiliki hambatan seperti kemacetan, maupun jalan
banyak yang berlubang. Hal
tersebut menyebabkan perusahaan merugi karena barang yang terlambat dikirim,
apalagi yang muatannya adalah sayur atau buah yang memiliki batas waktu
maksimum. Bisa jadi sayur atau buah tersebut sudah membusuk kalau truk yang
mengangkut tidak sesuai target waktu dalam mengantarnya. Dalam hal ini, jalan
tol mempercepat waktu perjalanan kendaraan
3. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah. Dengan adanya jalan tol ekonomi daerah pun akan naik, contohnya adalah adanya jalan tol Tangerang-Merak. Pada triwulan III tahun 2013 jalan tol tersebut memberikan sumbangan terhadap pertumbuhan ekonomi Provinsi Banten.
4. Membantu membuka lapangan pekerjaan yang dapat diandalkan di Indonesia. Seperti cntoh dalam pengoperasian jalan tol membutuhkan operator yang bergatian selama 24 jam.
3. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah. Dengan adanya jalan tol ekonomi daerah pun akan naik, contohnya adalah adanya jalan tol Tangerang-Merak. Pada triwulan III tahun 2013 jalan tol tersebut memberikan sumbangan terhadap pertumbuhan ekonomi Provinsi Banten.
4. Membantu membuka lapangan pekerjaan yang dapat diandalkan di Indonesia. Seperti cntoh dalam pengoperasian jalan tol membutuhkan operator yang bergatian selama 24 jam.
5.
Para pengguna jalan tol akan membayar ketika lewat. Sehingga dapat memberikan
pendapatan bagi Negara dan hasilnya dapat dimanfaatkan oleh Negara.
Dengan
adanya jalan tol, selain membuat perjalanan menjadi lebih cepat, daerah juga akan
lebih maju terutama dalam bidang ekonomi. Banyak harapan muncul dalam
pembangunan jalan tol di Indonesia, terutama di pulau Sumatera.
Sejauh ini, dalam proyek
pembangunan jalan tol ruas Palembang-Simpang Indralaya, PT Hutama Karya (HK)
mendapatkan pinjaman sebesar Rp 1,24 triliun. Menurut Direktur PT. HK, I Gusti
Ngurah Putra, ruas tol Sumatera sebenarnya tidak menguntungkan jika dilihat
dari sisi finansial. Namun, ada harapan saat beroperasi nanti tol tersebut
dapat memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat sekitar. Secara finansial
proyek tersebut tidak layak, tapi secara ekonomi rakyat membutuhkan. Karena
dapat “meng-generate” (pembangunan), selain di Jawa juga di Sumatera.
Sebagai contohnya, ruas tol di Malaysia
yang dibangun dari sisi selatan ke utara, mampu memberikan kontribusi ke
pertumbuhan ekonomi di negara tersebut.
3.3 Tipe Pembangunan
Berikut
10 tipe pembangunan dalam kajian Teori Pembangunan:
TIPE
|
PERENCANAAN
|
PERTUMBUHAN
|
PERUBAHAN
|
Tipe Ideal
|
+
|
+
|
+
|
Tipe Menghasilkan Dalam Jangka Pendek
|
+
|
+
|
-
|
Tipe Menghasilkan Dalam Jangka Panjang
|
+
|
-
|
+
|
Tipe Kegagalan
|
+
|
-
|
-
|
Dorongan Lingkungan
|
-
|
-
|
+
|
Tipe Pragmatis
|
-
|
+
|
+
|
Tipe Krisis
|
-
|
+
|
-
|
Tipe Stagnasi/Statis
|
-
|
-
|
-
|
CHOS
|
?
|
?
|
?
|
Keterangan:
1. Tipe Ideal
adalah tipe pembangunan yang bisa merencanakan perubahan dan pertumbuhan.
2. Tipe Menghasilkan Dalam Jangka
Pendek adalah tipe pembangunan yang bisa merencanakan
pertumbuhan tetapi tidak adanya perubahan.
3. Tipe Menghasilkan Dalam Jangka
Panjang adalah tipe pembangunan yang bisa merencanakan
perubahan tetapi tidak adanya pertumbuhan.
4. Tipe Kegagalan
adalah tipe pembangunan yang tidak bisa merencanakan perubahan dan pertumbuhan.
5. Tipe Dorongan Lingkungan
adalah tipe pembangunan yang tidak bisa merencanakan pertumbuhan tetapi adanya
perubahan.
6. Tipe Pragmatis
adalah tipe pembangunan yang tidak ada perencanaan, tetapi adanya perubahan dan
pertumbuhan.
7. Tipe Krisis
adalah adalah tipe pembangunan yang tidak adanya perencanaan dan perubahan,
tetapi adanya pertumbuhan.
8. Tipe Stagnasi/Statis
adalah tipe pembangunan yang tidak adanya perencanaan dan perubahan, serta
pertumbuhan.
9. Tipe Confusion (kebingungan), Hassle (perkelahian), Angry (kemarahan), Of stake (pertarungan) &
Stagnan (Kebosanan) atau CHOS
adalah tipe pembangunan yang semuannya diragukan (tidak jelas perencanaan
perubahan dan pertumbuhan).
Pada Pembangunan Jalan Tol Trans
Sumatera masuk dalam tipe pertama yaitu Tipe
Ideal. Karena adanya pembangunan tol ini merupakan tipe pembangunan yang
bisa merencanakan perubahan dan pertumbuhan. Pelaksanaan pembangunan Jalan Tol
Trans Sumatera ini sebelumnya sudah merupakan bagian dari perencanaan
pembangunan Mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, namun setelah itu
dilanjutkan oleh pemerintahan Presiden Joko Widodo. Seiring berjalannya waktu,
pembangunan tersebut hampir memasuki tahap akhir, dimana dampak perubahan sudah
mulai terlihat di pulau Sumatera. Masyarakat tidak lagi mengeluhkan akses jalur
jalan yang jauh. Dari hal tersebut, merupakan pintu masuk untuk pertumbuhan
ekonomi di pulau Sumatera. Salah satunya investor asing yang berinvestasi
disana.
BAB IV
KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan
Infrastruktur transportasi menjadi hal
utama dalam menopang kegiatan perekonomian negara, karena itu infrastruktur
transportasi menjadi sangat penting untuk Indonesia. Salah satunya adalah
infrastruktur dalam pembangunan dan pengembangan jalan tol. Jalan tol berfungsi
untuk memudahkan para pengguna kendaraan beroda empat atau lebih dalam
perjalanan. Dalam hal ini, pemerintah menjalankan Pembangunan dan Pengembangan Jalan
Tol Trans Sumatera. pembangunan tersebut hampir memasuki tahap akhir, dimana
dampak perubahan sudah mulai terlihat di pulau Sumatera. Masyarakat tidak lagi
mengeluhkan akses jalur jalan yang jauh. Dari hal tersebut, merupakan pintu
masuk untuk pertumbuhan ekonomi di pulau Sumatera. Salah satunya investor asing
yang berinvestasi disana.
4.2 Saran
Pembangunan dan pengembangan jalan tol
sebagai sarana transortasi sangat diharapkan oleh masyarakat. Oleh karena itu,
perlu di adakannya pembangunan lebih banyak lagi diberbagai pulau di Indonesia,
agar akses masyarakat semakin luas. Namun disamping itu, pembangunan yang
efektif dan efisien juga menjadi fokusan utama. Agar tidak ada pihak yang
dirugikan baik dari pemerintah sendiri maupun masyarakat setempat.