Manusia dan Pandangan Hidup
a. Pengertian Pandangan
Hihup
Menurut Koentjaraningrat
(1980) pandangan hidup adalah nilai-nilai yang dianut oleh suatu masyarakat
yang dipilih secara selektif oleh para individu dan golongan didalam
masyarakat. Pandangan hidup terdiri atas cita-cita, kebajikan dan sikap hidup.
Sedangkan menurut Manuel Kaisiepo 1982, pandangan hidup merupakan bagian hidup
manusia. Tidak ada seorang pun tang hidup tanpa pandangan hidup meskipun
tingkatannya berbeda-beda. Pandangan hidup mencerminkan citra dari seseorang
karena pandangan hidup itu mencerminkan cita-cita atau aspirasinya.
Apa yang dikatakan oleh
seseorang adalah pandangan hidup karena dipengaruhi oleh pola berfikir
tertentu. Tetapi, terkadang sulit dikatakan sesuatu itu pandangan hidup, sebab
dapat pula hanya suatuidealisasi belaka yang mengikuti kebiasaan berfikir yang
sedang berlangsung di dalam masyarakat. Setiap Bangsa, Negara maupun manusia
yang ingin berdiri kokoh dan mengetahui dengan jelas kearah mana tujuan yang
ingin dicapainya sangatmemerlukan pandangan hidup. Dengan pandangan hidup yang
jelas, suatu Bangsa, Negara maupun manusia akan memiliki pegangan dan pedoman
bagaimana ia memecahkan masalah-masalah yang timbul dalam gerak masyarakat yang
semakin maju. Berpedoman pada pandangan hidup itu pula seseorang akan mampu
membangun dirinya.
Pandangan hidup cendrung
diikat oleh nilai-nilai sehingga berfungsi sebagai pelengkap dalam pembuatan,
pembenaran atau rasionalisasi nilai-nilai. Pandangan hidup memberi pandangan
pada nilai-nilai yang dimilikinya sendiri baik Bangsa, Negara maupun manusia
yang diyakini kebenarannya dan menimbulkan tekat untuk mewujudkannya.
b. Sumber Pandangan Hidup
Macam-macam pandangan
hidup dapat digolongkan kedalam tiga kelompok, yaitu:
1) Pandangan hidup yang
bersumber dari agama (pandangan hidup muslim). Pandangan hidup ini memiliki
kebenaran mutlak. Contoh, pandangan hidup muslim(orang islam) bersumber dari
Al-Quran dan sunnah (sikap, perkataan, dan perbuatan Nabi Muhammad SAW). Dengan
demikian maka pandangan hidup muslim yang setia kepada islamtentang
berbagaimasalah asasi hidup manusia, merupakan jawaban muslim yang islam oriented mengenai
berbagai persoalan pokok hidup manusia yang tersimpul dalam Al-Quran dan
Hadits.
Pandangan hidup muslim
terdiri atas:
a) Pedoman hidupnya ialah
Al-Quran yang tercantum dalam surat Al-Baqarah ayat 2, yang artinya: “Kitab
Al-Quran tidak ada keraguan padanya, petunjuk bagi mereka yang takwa”. Dan
sunnah Rasul (hadits), yang artinya: “Sesungguhnya aku tinggalkan untuk mu
dua perkara, tidak sekali-kali kamu tersesat sepanjang kamu berpegang pada
keduanya, yaitu kitab Allah (Al-Quran) dan Sunnah Rasul (Hadits)”. (H.R.
Malik)
b) Dasar hidup ialah Islam
c) Tujuan hidupnya:
v Berdasarkan arahnya
ialah:
ü Tujuan hidupnya yaitu
mendapat keridhaan Allah SWT
ü Kebahagiaan dunia dan
akhirat
ü Menjadi rahmat bagi
segenap Alam
v Ditinjau dari segi
lingkungan
ü Tujuan sebagai individu
ü Tujuan sebagai anggota
keluarga
ü Tujuan sebagai warga
lingkungan
ü Tujuan sebagai warga
Negara atau Bangsa
ü Tujuan sebagai warga
dunia
ü Tujuan sebagai warga alam
semesta
d) Tugas hidup muslim adalah
beribadah kepada Allah
e) Fungsi hidup muslim
adalah:
v Sebagai khalifah diatas
bumi, yaitu menerjemahkan segala sifat-Nya kedalam perikehidupan dan kehidupan
sehari-hari dalam batas-batas kemanusiaan (kemampuan), melaksanakan segala yang
diridhai Allah diatas persada buana ciptaan Allah, yaitu yang tercantum dalam
surat Al-Baqarah ayat 30.
v Sebagai fungsi risalah
atau penerus risalah (ajaran) Nabi, pengembang tugas dakwah kepada segenap umat
manusia, yaitu yang tercantum dalam Al-Quran surat Ali-Imran ayat
104.
f) Alat hidup muslim adalah
harta menda dan segala sesuatu yang dimilikinya, jiwa-raga dan sebagainya
g) Teladan hidupnya adalah
Nabi Muhammad SAW utusan Allah SWT., yang dijelaskan dalam Al-Quran surat
Al-Qalam ayat 4, dan dalam Hadits yang artinya: “Sesungguhnya aku diutus
untuk menyempurnakan akhlak manusia yang utama”.
h) Kawan hidup muslim dalam
arti khusus adalah sumu/ istri yang taat kepada Allah yang tercantum dalam
Al-Quran surat An-Nisa ayat 34, Al-A’raf ayat 189, At-Taubah ayat 71, dan surat
Ar-Rum ayat 21.
i) Lawan hidup muslim adalah
setan yang tercantum dalam surat Al-Baqarah ayat 168, dan bangsa jin
serta manusia yang tercantum dalam surat An-Nas ayat 4-6.
2) Pandangan hidup yang
bersumber dari ideologi merupakan abstaksi dari nilai-nilai budaya suatu negara
atau bangsa. Misalnya ideologi pancasila
3) Pandangan hidup yang
bersumber dari hasil renungan seseorang sehingga dapat merupakan ajaran atau
etika hidup. Misalnya aliran kepercayaan seperti agama Animisme, Kong Chu,
Sinto, Budha, Hindu, Angtingkan, dll.
c. Ideologi
Menurut William J. Goode,
dalam bukunya Vocabulary for Sosiology (1959) ideologi
mengandung dua hal. Yaitu:
1) Unsur-unsur filsafat yang
digunakan, atau usulan-usulan yang digunakan sebagai dasar untuk kegiatan.
2) Pembenaran intelektual
untuk seperangka norma-norma, seperti kapitalisme dan sebagainya.
Ideologi merupakan
komponen dasar terakhir dari sistem-sistem dasar kepercayaan dan petunjuk hidup
sehari-hari. Sesuatu ideologi bagi masyarakat tersusun dari tiga unsur, yaitu:
a) Pandangan hidup (world
view)
b) Nilai-nilai (value)
c) Norma-norma (lenski,
1974)
Pandangan ini menunjukkan
bahwa pandangan hidup itu merupakan bagian dari ideologi. Kebudayaan dapat
membuat kemungkinan-kemungkinan menjawab pertanyaan mengapa (why) tentang
sesuatu dari kehidupan. Untuk menjawabnya, masyarakat mengepresikan hasil
kebudayaan untuk mencapai beberapa pengertian. Dalam kenyataan ternyata ilmu
pengetahuan mampu menjawap pertanyaan mengapa (why)-nya sesuatu, tetapi
sekaligus mengundang pertanyaan-pertanyaan selanjutnya.
Pada abad ke-18 dan pada
awal ke-20 banyak orang berfikir bahwa ilmu pengetahuandapat menggantikan semua
kedudukan ideologi (termasuk pandangan hidup) dan merupakan pelengkap terakhir
dari keterbatasab pandangan hidup. Sudah mafhum bahwa sains modern telah
memikirkan segala sesuatu, bahkan mendidik pribadi untuk bersikap mengambil
sejumlah kemudahan dalam rumuskan pandangan hidupnya. Tetapi, lambat laun sains
tidak dapat menghasilkan kreasinya, dalam kenyataan ia menghindar dari
soal-soal yang berdasar tentang realitas.
Dalam ideologi tindak
hanya ada norma dan pandangan hidup, tetapi ada nilai-nilai. Hanya yang penting
ialah nilai-nilai itu cendrung mengikat pandangan hidup. Pandangan hidup
merupakan pelengkap nilai-nilai dalam membuat pembenaran atau rasionalisasi
untuk nilai-nilai, seperti untuk melakukan suatu kegiatan; pandangan hidup
memberi semangat kepada nilai-nilai.
Dari uraian diatas,
nampak pada kita bahwa ideologi lebih luas dari pada pandangan hidup. Ideologi
biasanya tidak dipakai dalam hubungan individu. Ideologi digunakan dalam
konteks yang lebih luas, seperti ideologi negara, ideologi masyarakat atau
ideologi kelompok tertentu. Tetapi, lahirnya suatu Ideologi dapat disusun
secara sadar oleh tokoh-tokoh pemikir suatu masyarakat atau golongan tertentu
dari masyarakat, yang diperuntukan bagi masyarakat.
B. MAKNA CITA-CITA
Cita-cita adalah suatu
keiginan yang terkandung didalam hati, karena itu cita-cita juga berarti
angan-angan, keiginan, harapan, atau tujuan.
Cita-cita tidak dapat dipaksakan
dari kehidupan manusia, karena tanpa cita-cita berarti manusia tanpa dinamika.
Tidak ada dinamika berarti tidak ada kemajuan dan hidup asal hidup
saja. Itu sebabnya sikap hidup hanya menimbulkan daya kreatifitas manusia.
Banyak hasil seni yang melukiskan cita-cita, kebajikan dan sikap hidup
seseorang. Cita-cita sering lkali berupa perasaan hati yang merupakan suatu
keinginan yang tidak ada dalam hati. Cita-cita diartikan sebagai angan-angan,
keinginan, kemauan, niat, atau harapan, keinginan ada yang baik dan ada yang
buruk, keinginan yang baik adalah keinginan yang dicapai dengan tidak merugikan
orang lain. Keinginan buruk adalah keinginan yang dapat merugikan orang lain.
Cita-cita berarti
harapan, keinginan, dan tujuan. Contoh cata-cita yang berarti harapan.
Misalnya, Adi mendapat nilai C bukan main kecewanya, ia mengharapkan nilai A,
sebab pesiapan untuk final yang dilaksanakannya cukup lama dan ia merasa telah
menguasai benar-benar materi yang diujikan.
Cita-cita yang berarti
keinginan. Maya ingin sekali melanjutkan studinya UGM. Ia mendaftar dan
mengikuti testing masuk perguruan tinggi. Ternyata tidak lulus sehingga ia
tidak dapat melanjutkan studinya di UGM.
Contoh cita-cita tang
berarti tujuan, Nana bertujuan setamat SMA akan melanjutkan sekolahnya di
Jakarta, ikut pamannya. Ternyata tamat SMA, pamannya dipindah tugaskan keluar
jawa. Hal itu menyebabkan Nana tidak jadi melanjutkan sekolahnya di Jakarta.
Ada tiga katagori keadaan
hati seseorang.
a. Orang yang berhati keras,
tak berhenti berusaha sebelum cita-citanya tercapai. Ia tidak menghiraukan
rintangan, tantangan dan segala kesulitan yang dihadapinya. Orang yang berarti
keras biasanya mencapai hasil yang gemilang dan sukses hidupnya.
b. Orang yang berhati lunak
dalam usaha mencapai cita-cita menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi.
Namun ia tetap berusaha mencapai cita-cita itu, karena itu biarpun lambat ia
akan berhasil juga mencapai cita-cita.
c. Orang yang lemah, mudah
terpengaruh oleh situasi dan kondisi bila menghadapi kesulitan cepat-cepat ia
berganti haluan atau berganti keinginan.
C. MAKNA KEBAJIKAN
Kebajikan dapat
diartikan kebaikan atau perbuatan yang mendatangkan kebaikan,
keselamatan, keuntungan, kemakmuran dan kebahagiaan. Manusia berbuat kebaikan
karena menurut kodratnya, manusia dilahirkan dalam keadaan fitrah (suci).
Dengan kesucian jiwanya itu mendorong hati nuraninya untuk berbuat kebaikan. “sesungguhnya
Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan”. (Q. S AN-Nahl =
90).
Manusia adalah seorang
pribadi yang utuh yang terdiri atas jiwa dan badan. Kedua unsur itu terpisah
bila manusia meninggal. Karena pribadi merupakan, manusia mempunyai pendapai
sendiri, ia mencintai diri sendiri, perasaan sendiri, cita-cita sendiri dan
sebagainya.
Manusia merupakan makhluk
sosial: manusia hidup bermasyarakat, manusia saling membutuhkan, saling tolong
menolong, saling menghargai sesama anggota masyarakat. Sebaliknya pula saling
mencurigai, saling membanci, saling merugikan dan sebagainya. Manusia sebagai
makhluk tuhan, diciptakan manusia dapat berkembang karena Tuhan. Untuk itu
manusia di lengkapi kemampuan jasmani dan rohani, juga fasilitas alam
sekitarnya seperti tanah, air, tumbuh-tumbuhan, dan sebagainya.
Kebajikan dapat dilihat
dari tiga segi yaitu:
a. Manusia sebagai pribadi;
dapat menentukan baik buruk. Yang menentukan baik buruk itu adalah suara hati.
Suara hati bisikan dalam hati untuk menimbang perbuatan baik atau tidak. Jadi,
suara hati itu merupakan hakim terhadap diri sendiri. Suara hati sebenarnya
telah memilih yang baik, namun manusia sering kali tidak mau mendengarkannya.
b. Manusia sebagai anggota
masyarakat; yang menentukan baik buruk adalah suara hati masyarakat. Suara hati
manusia adalah baik, tetapi belum tentu suara hati masyarakat menganggap baik.
c. Manusia sebagai makhluk
Tuhan; melakukan apa yang diperintahkan-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.
Kebajikan berasal dari
dua sumber yaitu:
a. Manusia sebagai khalifah
dimuka bumi ini (Q. S AL-Baqarah: 30)
b. Allah Yang Maha Kuasa,
yang menciptakan alam semesta beserta seluruh isinya.
Kebajikan Tuhan adalah
berupa karunia-Nya. Bagi orang yang tidak beriman kepada Tuhan, mereka tidak
percaya adanya kebajikan yang berasal dari karunia-Nya, tetapi bagi orang yang
beriman, ia percaya bahwa kebajikan manusia adalah karena karunia-Nya juga,
manusia hanya sebagai perantaraannya saja.
Kebajikan dapat
dikelompokkan dalam tiga, yaiu:
a. Kebajikan yang berupa
tingkah laku, misalnya sabda dan perbuatan Nabi Muhammad SAW merupakan Rahmatan
Lil’alamin.
b. Kebajikan yang berupa
benda-benda, misalnya harta kekayaan, bila tidak diamalkan maka harta tersebut
hanya berjasa bagi pemiliknya saja, bila diamalkan harta demikian berfungsi
untuk sosial.
c. Kebajikan yang berupa
benda yang tak berwujud, misalnya ilmu pengetahuan, kemampuan dan keahlian
untuk menciptakan sesuatu.
Pepatah mengatakan bahwa.
“Ilmu yang tidak di amalkan ibarat pohon yang tidak berbuah”. Tetapi
ilmu yang diamalkan memiliki makna kebajikan dan keutamaan yang dalam sekali.
Nabi Muhammad SAW bersabda “Barang siapa yang di kehendaki baik oleh Allah
maka ia di pintarkan dalam hal keagamaan dan diilhami oleh-Nya kepandaian dalam
hal itu”. (H. R Bukhari, Muslim, Tabrani).
Hadits diatas menjelaskan
bahwa betapa tinggi nilai ilmu pengetahuan itu sehingga dipersamakan seiring
dengan derajat kenabian, betapa pula rendahnya suatu amalan yang sunyi dari
ilmu pengetahuan, sekalipun yang beramal ibadat itu tentunya tidak terlepas
dari pengetahuan cara ibadat yang senantiasa di kekalkan mengerjakannya, maka
jika tanpa pengetahuan cara peribadatannya pastilah bukan ibadat namanya.
Contoh seperli wasiat
Luqman kepada anaknya: “Hai anak ku, pergaulilah para alim ulama dan
rapatilah mereka itu dengan kedua lutut mu, sebab sesungguhnya Allah SWT
menghidupkan hati dengan cahaya hikmah sebagaimana Dia menghidupkan bumi dengan
hujan lebat dari langit”.
Hidup adalah kegelapan
Jika tanpa hasrat dan
keinginan
Hasrat adalah butang
Jika tanpa pengetahuan
Dan pengetahuan adalah
hampa
Jika tidak diikuti
pelajaran
Semua pelajaran akan
sia-sia
Jika tidak disertai cinta
(KAHLIL GIBRAN)
D. KEPERCAYAAN/ KEYAKINAN
Menurut Prof. Dr. Harun
Nasution (bahan ceramah pada perantaran pengajar Ilmu Budaya Dasar
di Bukit Tinggi, 1981), menurut beliau ada tiga aliran filsafat:
a. Aliran Naturalisme
Hidup manusia dihubungkan
dengan kekuatan gaib yang merupakan kekuatan tertinggi. Kekuatan gaib itu dari
natur, dan natur itu dari Tuhan. Tetapi bagi yang tidak percaya pada Tuhan,
natur itulah yang tinggi. Tuhan menciptakan alam semesta lengkap dengan
hukum-hukumnya, secara mutlak di kuasai Tuhan. Manusia sebagai makhluk tidak
mampu menguasai alam ini karena manusia itu lemah, manusia hanya dapat berusaha
dan berencana tapi yang menentukannya adalah Tuhan.
Bagi yang percaya pada
Tuhan, Tuhan itulah kekuasaan tertinggi. Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan,
karena itu manusia mengabdi pada ajaran-ajaran Tuhan yaitu agama. Ajaran agama
ada dua yaitu:
ü Ajaran agama yang
dogmatis yaitu yang di sampaikan Tuhan melalui Nabi-Nabi, sifatnya tetap dan
tidak berubah
ü Ajaran agama dari
pemuka-pemuka agama, yaitu sebagai hasil pemikiran manusia, sifatnya relatif
(terbatas) dan berubah sesuai dengan perkembangan agama.
Apabila aliran
naturalisme ini di hubungkan dengan pandangan hidup maka keyakinan manusia itu
bermula dari Tuhan. Jadi, pandangan hidup yang dilandasi oleh ajaran-ajaran
agama, manusia yakin bahwa kebajikan itu di ridhai oleh Tuhan. Pandangan hidup
yang dilandasi bahwa Tuhanlah kekuasaan tertinggi, yang menentukan
segala-galanya disebut pandangan hidup keagamaan (religius), sebaliknya apabila
manusia tidak mengakui adanya Tuhan, natur adalah kekuatan tertinggi, maka
keyakinan itu berasal dari natur dan pandangan hidup yang dilandasi oleh natur,
manusia yakin bahwa kebajikan itu kebajikan natur dan pandangan hidup ini
sifatnya ateistik. Disebut pandangan hidup komunisme.
b. Aliran Intelektualisme
Dasar aliran ini adalah
akal atau logika. Manusia mengutamakan akal, dengan akal manusia berfikir. Mana
yang benar menurut akal itulah yang baik, walaupun mungkin bertentangan dengan
hati nurani . akal berasal dari bahasa Arab yang artinya Kalbu yang berpusat
dihati, sehingga timbullah istilah “Hati Nurani” artinya daya rasa.
Apabila aliran ini di
hubungkan dengan pandangan hidup, maka keyahinan manusia itu bermula dari akal.
Jadi, pandangan hidup itu dilandasi oleh keyakinan, kebenaran yang diterima
akal. Benar menurut akal itulah yang baik. Manusia yakin bahwa kebajikan hanya
dapat diperoleh dengan akal.
c. Aliran Gabungan
Aliran gabungan adalah
kekuatan gaib dan juga akal. Kekuatan gaib artinya kekuatan yang berasal dari
Tuhan, percaya adanya Tuhan sebagai dasar keyakinan. Sedangkan akal adalah
dasar kebudayaan, yang menentukan benar tidaknya sesuatu. Segala sesuatu
dinilai dengan akal, baik sebagai logika berfikir maupun sebagai lohika rasa.
Jadi, apa yang benar menurut logika berfikir, juga dapat diterima oleh hati
nurani. Logika berfikir tidak ditekankan pada logika berfikit individu,
melainkan logika berfikir kolektef (masyarakat) pandangan hidup ini adalah
disebut sosialisme akal dalam arti baik sebagai logika berfikir maupun sebagai
daya rasa, logika berfikir secara individual maupun kolektif. Pandangan hidup
ini disebut sosialisme religius. Dua pandangan hidup ini terdapat perbedaan
pokok. Pandangan hidup sosialisme menekan pada logika berfikir kolektif,
sedangkan pandangan hidup sosialisme religius menekan pada logika berfikir
kolektif dan individual. Pandangan hidup sosialisme mengutamakan logika
berfikir dari pada hati nurani, sedangkan sosialisme religius mengutamakan
kedua-duanya, logika berfikir dan hati nurani.
E. MAKNA SIKAP HIDUP
Sikap hidup adalah
keadaan hati dalam menghadapi hidup ini. Sikap itu bisa positif, bisa negatif,
apatis atau sikap optimis atau persimis, bergabung pada pribadi orang itu dan
juga lingkungannya.
Sikap itu penting, setiap
orang mempunyai sikap dan sudah tentu tiap-tiap orang berbeda
sikapnya. Sikap dapat dibentuk sesuai dengan kemauan yang membentuknya.
Pembentukan sikap ini terjadi melalui pendidikan. Seperti halnya orang militer
yang bersikap tegas, berdisiplin tinggi, sikap kesatria, karena dalam
kemiliteran ia dididik kearah sikap itu. Sikap dapat juga berubah karena
situasi, kondisi, dan lingkungan.
Dalam menghadapi
kehidupan, yang berarti manusia menghadapi manusia lain atau menghadapi
kelompok manusia, ada beberapa sikap etis dan nonetis. Sikap etis ini disebut
juga sikap positif yaitu sikap lincah, sikap tenang, dikap halus, sikap berani,
sikap arif, sikap rendah hati dan sikap bangga.
Sikap nonetis atau
negatif ialah sikap kaku, sikap gugup, sikap kasar, sikap takut, sikap angkuh,
sikap rendah diri. Sikap-sikap itu harus di jauhkan dari diri
pribadi, karena sangat merugikan baik bagi pribadi masing-masing maupun bagi
kemajuan bangsa.
Dalam berbagai
perpustakaan, khususnya yang menelaah sikap manusia, ada semacam kesepakatan
bahwa sikap tidak lain merupakan produk dari proses sosialisasi dimana
seseorang berarti bahwa sikap seseorang terhadap objek tertentu pada dasarnya
merupakan hasil penyesuaian diri seseorang terhadap objek yang bersangkutan
dengan dipengaruhi oleh lingkungan susial serta kesediaan untuk bereaksi
terhadap objek tersebut
Dalam kurun waktu
setengah abad terakhir inipengkajian terhadap sikap manusia, khususnya yang
dilakukan oleh disiplin spikologi sosial, ada yang mengatakan sikap berpangkal
pada pembawaan atau kepribadian, ada yang menempatkan sikap sebagai motif atau
sesuatu kontruk yang mendasari tingkah laku seseorang, dan ada pula yang
mengidentikkan sikap sengan keyakinan, kebiasaan, pendapat atau konsep-konsep
yang dikembangkan oleh seseorang. Bahwa mengidentifikasi sikap tidak dapat
dilihat secara langsung akan tetapi harus ditafsirkan terlebih dahulu sebagai
tingkah laku yang masih tertutup. Secara operasional pengertian sikap
menunjukkan konotasi ada kesesuaian reaksi terhadap katagori stimulus tertentu,
sementara dalam penggunaan praktis sikap sering kali dihadapkan dengan rangsang
sosial dan reaksi yang bersifat emosional.
Menurut T. M. Newcomb,
sikap manusia bukanlah suatu kontruk yang berdiri sendiri, akan tetapi paling
tidak ia mempunyai hubungan yang sangat erat dengan yang lain, seperti
dorongan, motivasi, nilai-nilai sikap. Dorongan adalah keadaan organisme yang
menginisiasikan kecendrungan kearah aktivitas umum. Motivasi adalah kesiapan
yang ditujukan pada sasaran dan dipelajari untuk tingkah laku dan bermotivasi.
Sikap adalah kesiapan secara umum untuk suatu tingkah laku bermotivikasi,
sedangkan nilai-nilai adalah sasaran atau tujuan yang bernilai terhadap
berbagai pola sikap dapat.
Menurut Van Peursen dalam
bukunya strategi kebudayaan mengenai aktualisasi sikap manusia dari zaman ke
zaman dalam menghadapi kekuasaan-kekuasaan tersebut, melihat adanya 3 periode
peralihan yang mencolok yang dialami manusia pada umumnya. Ketiga pagiode itu
adalah:
a. Tahap mitis ialah sikap
manusia yang merasakan dirinya terkepung oleh kekuatan-kekuatan gaib
disekitarnya, yaitu kekuasaan dewa-dewa alam raya atau kekuasaan kesuburan
b. Tahap antiologi ialah
sikap manusia yang tidak hidup lagi dalam kepungan, ia menyusun suatu ajaran
atau teori mengenai dasar hakikatnya segala sesuatu (antologi) dan mengenai
segala sesiatu menurut perinciannya (ilmu-ilmu)
c. Tahap fungsianal ialah
sikap dan alam pikiran yang makin nampak dalam diri manusia modern. Ia tidak
begitu terpesona lagi oleh lingkungan (sikap mitis), ia tidak lagi dengan
kepala dingin ambil jarak terhadap objek penyelidikannya (sikap antologis).
Sementara itu Franz
Magnis Suseno melihat adanya dua bahaya yang terjadi kendala bagi manusia dalam
upaya memenuhi ataupun mempertahankan sikap hidup, kedua bahaya yang dimaksud
adalah nafsu dan pamrih.
Nafsu adalah
perasaan-perasaan kasar yang bisa menggagalkan kontrol diri manusia dan
sekaligus membelenggunya secara buta secara lahir. Nafsumemperlemah manusia
karena pemborosan kekuatan-kekuatan batin tanpa guna. Seseorang yang dikuasai
nafsu, boleh jadi tidak lagimenuruti akal budinya, tidak bisa lagi
mengembangkan segi-segi halusnya, semakin mengancam lingkungannya, menimbulkan
konflik dan ketegangan-ketegangan dalam masyarakat dan pada instansi terakhir,
membahayakan ketentraman.
Pamrih dan egoisme juga
menjadi musuh manusia. Ini bias dimengerti mengingat seseorang yang bertindak
lantaran pamrih semata-mata biasanya cendrung mengusahakan kepentingannya
sendiri tanpa memperdulikan kepentingan masyarakat. Dilihat dari kacamata
sosial pun pamrih itu selalu mengacau karena merupakan tindakan tanpa perhatian
terhadap keselarasan sosial. Selain itu pamrih sekaligus memperlemah manusia
dari dalam, karena sikap yang mengajar pamrih biasanya akan
memutlakkan kekuatannya sendiri. Dengan demikian itu ia mengisolasikan dirinya
sendiri dan memotong diri dari sumber kekuatan batin yang tidak
terletak dalam individualitasnya, melainkan dalam dasar yang mempersatukan
semua kekuata pada dasar jiwa mereka.
Menurut Soetrisno dalam
bukunya Falsafah Hidup Pancasila sebagaimana tercermin Falsafah Hidup Orang
Jawa, ia melihat adanya tiga, yaitu:
a. Selalu ingin menang
sendiri
b. Selalu ingin benar
sendiri
c. Hanya mementingkan
kebutuhannya sendiri
Selain yang tertera
diatas ada juga sikap lain yang dianggap kurang baik, yaitu kebiasaan untuk
menarik keuntungan sendiri dari setiap situasi tanpa memperhatikan masyarakat
kecendrungan untuk memperoleh hak yang lebih dibanding orang lain dengan alasan
juga yang diberikannya.
F. MANUSIA DAN PANDANGAN
HIDUP
Akal dan budi sebagai
milik manusia ternyata membawa ciri tersendiri akan diri manusia itu. Sebab
akal dan budi mengakibatkan manusia memiliki keunggulan dibandingkan makhluk
lain. Satu diantara keunggulan manusia tersebut adalah pandangan hidup. Disatu
pihak manusia menyadari kehidupannya lebih kompleks.
Pandangan hidup berupa
suatu penggaris yang mungkin dapat dinyatakan dengan kata-kata sebagai rumusan
juga dapat dikatakan rumusan:
a. Orang yang sulit menyusun
perasaan, pikiran dan kejiwaan.
b. Juga karena ia sendiri
menyadari bahwa mungkin ia dapat berbuat/ bertindak yang melanggar
prinsip-prinsip yang dikatakan.
c. Dan khawatir kalau ada
kritik besar dan penyelewengan pandangan hidup dari anak-anak atau orang yang
di bimbing.
Menurut Drijarko S. J.
Mengatakan bahwa manusia itu serba terhubung dengan dunia jasmani sekitarnya,
terhubung erat dengan masyarakat dan akhirnya manusia itu tergantung seluruhnya
pada yang ada, yang mutlak, yaitu Tuhan.
Pandangan hidup adalah
Filsafat hidup. Sesuai dengan arti filsafat yaitu cinta akan kebenaran tentulah
bentuk kebenaran yang akan dicapai kebenaran yang dapat diterima oleh siapa
saja.
Kesadaran akan kelemahan
dirinya memaksa manusia mencari kekuatan diluar dirinya. Dengan kekuatan ini
manusia berharap dapat terlindung dari ancaman-ancaman yang selalu mengintai
dirinya, baik yang fisik maupun yang non fisik, seperti penyakit, bencana alam,
kegelisahan, ketakutan.
Banyak orang yang
pandangan hidupnya didasari pandangan-pandangan hidup untuk mengumpulkan harta
sebanyak-banyaknya; pada waktu mudanya, tetapi disaat-saat mendekati
kematiannya mulai berbuat seperti orang-orang yang hidup beragama.
Jadi pandangan hidup
merupakan keseluruhan garis dan kecendrungan jalan-jalan dan nilai-nilai yang
akan dicapaiuntuk landasan semua dimensi kehidupan. Dengan demikian bahwa
pandangan hidup merupakan masalah yang asasi bagi manusia. Sayangnya manusia
tidak memahami dan menyadarinya, sehingga banyak orang yang memeluk sesuatu
agama semata-mata atau sadar keturunan. Akibatnya banyak orang yang beragama
hanya pada lahirnya saja dan tidak sampai batinnya, atau sering dikenal dengan
agama KTP. Padahal urusan agama adalah urusan akal, seperti dikatakan oleh Nabi
Muhammad SAW: “Agama adalah akl, tidak ada agama bagi orang-orang yang tidak
berakal”.
Maksud Nabi Muhammad SAW
tersebut adalah agar manusia dalam memilih suatu agama benar-benar berdasarkan
pertimbangan akalnya, dan bukan semata-mata karena asas keturunan. Hal ini di
tegaskan dalam firman Allah SWT, surat Al-Baqarah ayat 236 yang artinya: “Tidak
ada paksan untuk memasuki suatu agama, sesungguhnya telah jelas antara jalan
(agama) yang benar dan jalan (agama) yang salah”.
Dalam firman Allah SWT
itu tersirat bahwa betapa Dia menghargai akal manusia. Dia hanya menawarkan
atau mendorongkan ini yang baik dan ini yang buruk. Akhir keputusan terserah
kepada manusia, sebab manusia mempunyai akal. Dan Allah SWT telah berfirman
dalam surat Ali Imran ayat 19 yang artinya: ”Agama yang benar bagi Allah itu
hanyalah Islam”. Namun agama apa yang akan dipilih oleh manusia sebagai
sandaran hidupnya, diserahkan hidupnya kepada manusia itu sendiri.
Pandangan hidup ternyata
sangat penting, baik untuk kehidupan sekarang maupun kehidupan di akhirat, dan
sudah sepantasnya setiap manusia memilikinya. Maka pilihan pandangan hidup
harus betul-betul berdasarkan pilihan akal, bukan sekedar ikut-ikutan saja.
Pandangan hidup berbeda
dengan cita-cita. Cita-cita misalnya:
ü Ingin punya istri cantik,
terpelajar tapi setia
ü Ingin punya suami tinggi,
tampan (simpatik), pilot dan setia
ü Ingin jadi insinyur,
doktor, atau pilot
ü Ingit hidup selamat,
bahagia alis tidak kekurangan apapun
Sedangkan pandangan
hidup:
ü Hidup bahagia, sejahtera
ü Hidup sejahtera, penuh
kebahagiaan dan cinta kasih
ü Hidup panjang umur untuk
sanad kerabat dan dirinya serta bahagia, penuh cinta dan kasih